
Ternyata sang wanita yang sekarang duduk di depannya sangat ilpil sekali setelah pria
ini mengeluarkan produk martabaknya padahal martabak yang ia buat berbeda
dengan martabak – martabak yang diperjual belikan di jalanan, martabak yang ia
bikin ini adalah martabak bercita rasa tinggi dengan kombinasi bahan tertentu
dan yang tentunya rasanya sangatlah enak di banding dengan martabak yang ada di
pinggriran jalanan sana. Wanita ini sangat mengakui cita rasanya yang sangat
enak saat ia mencicipi martabak tersebut, meskipun rasanya yang sangat enak ia
tetap ilpil sama pria yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya hanyalah
seorang penjual martabak.
Setelah
perkenalan tersebut pria ini selalu menghubungi wanita yang waktu itu di ajak
makan bersama namu sang wanita tak pernah membalas sms ataupun menjawab telpon
dari pria tersebut tanpa berpikir panjang lagi pria ini bisa lansung menebak
pasti wanita ini tidak mau berhubungan sama pria yang nantinya akan menjadi
penjual martabak. Tanpa memikirkan wanita itu lagi pria ini langsung mensiasati
produk martabaknya yang nanti akan ia produksi ia langsung pergi untuk memilah
dan memilih tempat di berbagai lokasi yang ada di jantung atau pinggiran ibu
kota untuk proses penjualan martabak baruya. Sebelum ia produksi besar –
besaran di perusahaannya ia ingin mencoba bagaimana tanaggaapan masyarakan
tentang rasa martabaknya yang baru ia buat dengan berbagai kombinasi bahan dan
cita rasa. Maka dari itu pria ini pun akan terjun langsung ke lapangan untuk
mencoba menjual martabak barunya dengan cita rasa yang sangat tinggi. Yang
tadinya kerjanya cuman duduk di bangku dan di temani dengan segelas air kopi
dengan ruangan yang dingin sekarang pria ini akan mencoba berjualan martabak
langsung di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar