Kamis, 29 November 2012

Sepotong Martabak Manis Untuk Cinta (5)

Terusan dari bagian ke empat akhirnya pria ini pun melambaikan tangannya ke atas dan tiba – tiba saja dari belakang ada sesosok wanita cantik menghampirinya dan pria ini pun berjabat tangan dengan wanita yang dari tadi ia tunggu. Untuk menghilangkan rasa canggung yang ada pria ini pun memulai untuk memperkenalkan diri dan san wanita menyambut dengan memperkenalkan dirinya juga di sela obrolan mereka gak enak juga donk masa cuman ngbrol aja gak pesan makanan sang pria melambaikan tangan untuk memanggil salah satu pelayang di restoran tersebut. Selesai makan tanpa menunggu lama lagi sang pria menyatakan maksud dari pertemuannya sekarang bahwa dia ingin sekali mengenal wanita yang sekarang ada di hadapannya dan tak lupa pria ini pun membawa sample produk martabaknya yang ia buat untuk proses bisnis perusahaannya  nanti.

Ternyata sang wanita yang sekarang duduk di depannya sangat ilpil sekali setelah pria ini mengeluarkan produk martabaknya padahal martabak yang ia buat berbeda dengan martabak – martabak yang diperjual belikan di jalanan, martabak yang ia bikin ini adalah martabak bercita rasa tinggi dengan kombinasi bahan tertentu dan yang tentunya rasanya sangatlah enak di banding dengan martabak yang ada di pinggriran jalanan sana. Wanita ini sangat mengakui cita rasanya yang sangat enak saat ia mencicipi martabak tersebut, meskipun rasanya yang sangat enak ia tetap ilpil sama pria yang nantinya akan menjadi pasangan hidupnya hanyalah seorang penjual martabak. 

Setelah perkenalan tersebut pria ini selalu menghubungi wanita yang waktu itu di ajak makan bersama namu sang wanita tak pernah membalas sms ataupun menjawab telpon dari pria tersebut tanpa berpikir panjang lagi pria ini bisa lansung menebak pasti wanita ini tidak mau berhubungan sama pria yang nantinya akan menjadi penjual martabak. Tanpa memikirkan wanita itu lagi pria ini langsung mensiasati produk martabaknya yang nanti akan ia produksi ia langsung pergi untuk memilah dan memilih tempat di berbagai lokasi yang ada di jantung atau pinggiran ibu kota untuk proses penjualan martabak baruya. Sebelum ia produksi besar – besaran di perusahaannya ia ingin mencoba bagaimana tanaggaapan masyarakan tentang rasa martabaknya yang baru ia buat dengan berbagai kombinasi bahan dan cita rasa. Maka dari itu pria ini pun akan terjun langsung ke lapangan untuk mencoba menjual martabak barunya dengan cita rasa yang sangat tinggi. Yang tadinya kerjanya cuman duduk di bangku dan di temani dengan segelas air kopi dengan ruangan yang dingin sekarang pria ini akan mencoba berjualan martabak langsung di lapangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar