Rabu, 12 September 2012

Sepotong Martabak Manis Untuk Cinta (2)


Terusan dari part yang pertama pria ini lalu melanjutkan usahanya untuk membuat suatu jajanan kaki lima menjadi suatu jajanan yang berkelas di mata masyarakat, dia ingin menjadikan jajanan martabak manis menjadi sebuah jajanan yang tinggi jajanan yang berkelas di kalangan semua orang dari yang kalangan paling bawah, menengah maupun kalangan atas. Pria ini ingin membuat martabak manis yang berbeda dengan yang ada di jajanan kaki lima.

Kembali ke target yang pertama bahwa pria ini sangatlah membutuhkan seseorang yang selalu ada dalam setiap detik yang ia jalani dia tak ingin mendapatkan kembali wanita wanita yang seperti sebelumnya yang hanya bisa memanfaatkan materi yang sekarang ia punya. Dengan paras mukanya yang ganteng dan tak lepas dari segala materi yang ia punya mobil mewah, rumah mewah dan perusahaan bakery yang besar mana ada wanita yang sanggup untuk menolak kehadirannya untuk menjadi sebuah calon kekasih. Yang pasti dambaan pria untuk semua wanita adalah tampan, baik hati dan tak lupa dari semua itu adalah pria yang mapan atau memiliki materi yang bergelimpangan.

Suatu ketika ia menemui seorang wanita yang sedang duduk di sebuah halte tempat menunggu bis kota. Waktu itu pria ini sedang memikirkan bisnis yang akan segera ia jalani yaitu membuat sebuah martabak manis yang berkelas di semua kalangan. Dengan pakaian yang sederhana ia berjalan kaki di setiap trotoar jalan sambil memikirkan bisnis yang akan segera ia garap berharap ada sebuah ide yang akan muncul dalam perjalanannya. Saat pria ini berjalan melewati sebuah halte tempat menunngu sebuah bus ia bertemu dengan wanita yang menurut pandangannya sangatlah cantik. Tentunya dia tak ingin mendapatkan wanita seperti yang sebelum sebelumnya dia tak ingin wanita ini melihatnya dari segi hal materi, dari segi hal kekayaan yang ia punya sekarang ini yang tentunya apabila ia tahu semuanya pasti ia tak akan menunggu lama untuk menjadi seorang kekasihnya.

Dan akhirnya pria ini memberanikan diri untuk duduk di samping wanita itu, pria ini terus memperhatikanya sesekali ia melihat paras mukanya ia perhatikan idungnya yang mancung, kulitnya yang sawo matang khas kulit Indonesia, diperhatikannya bibirnya yang tipis sepertinya aku jatuh hati terhadap wanita ini dalam hati pria ini berbicara. Sesekali wanita ini menoleh aku langsung membuang mukaku seakan aku acuh tak acuh di hadapannya. Pria ini terus saja memperhatikan wanita tersebut dari ujung kaki sampai ke ujung  rambutnya. Tak berselang lama bus antar kotapun datang dan wanita tersebut naik bus itu tanpa sadar pria ini pun menaiki bus bersamaan dengan wanita yang ia perhatikan tadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar