Es Krim Sebagai Obat Penawar Hati

Seusai sholat magrib aku langkahkan kakiku menuju warung warung yang berjejeran di depang ruko. Diantara warung yang berjejer aku pilih salah satu warung dan duduk di atas kursi panjang. Kubuka tutp boks minuman, bang beli teh gelasnya satu . . . . . . kutatap ramai nya ruko ruko yang ada di hadapanku dan suara bising kendaraan di jalan raya yang tak pernah sepi setiap harinya. Seteguk demi seteguk teh gelas pun abis, meski sudah basah tenggorokannku ini tetapi masih ada yang kurang. Sengaja seusai sholat magrib aku beranjak dari rumah kontrakanku untuk mencari suasana yang ramai semoga saja suasana hatiku yang sedang gundah ini bisa terobati dengan ramainya kota.

Tapi entah apa yang terjadi, hatiku ini masih saja merasa gundah suasana kota yang ramai tak bisa mengobati hatiku yang sedang di landa gundah ini. Entah datangnya dari mana perasaan gundah ini ingin rasanya cepat cepat hilang dari pikiran agar malam ini aku bisa tertidur dengan pulas. Kulihat uang di saku ku ada selembar uang 10.000 dan 5.000  kebetulan pulsa handpone aku habis jadi sehabis beli minuman aku langsung beranjak untuk membeli pulsa. Bersebelahan dengan konter tempat menjual pulsa ada sebuah toko tapi entah kenapa langkah kaki ku ini beranjak ke toko tersebut bukan ke konter dulu untuk membeli pulsa.

Kulihat di depan toko ada box tempat penyimpanan es krim dengan repleksnya kubuka boks tersebut dan memilih es krim yang aku suka, uang yang tadinya aku pakai untuk membeli pulsa malah aku belikan untuk membeli sebuah es krim. Tidak ada rasa penyesalan yang aku dapatkan melainkan rasa ketenangan hati setelah aku merasakan dingin dan manisnya es krim yang warna warni di lidahku. Rasa gundah yang aku rasakan sedikit demi sedikit hilang dengan rasa es krim yang bisa menggoyang lidahku ini. Meski tidak bisa membeli pulsa tapi yang penting hati aku bisa sembuh dan bisa tertidur dengan pulas.