Terusan
dari part yang pertama pria ini lalu melanjutkan usahanya untuk membuat suatu
jajanan kaki lima menjadi suatu jajanan yang berkelas di mata masyarakat, dia
ingin menjadikan jajanan martabak manis menjadi sebuah jajanan yang tinggi
jajanan yang berkelas di kalangan semua orang dari yang kalangan paling bawah,
menengah maupun kalangan atas. Pria ini ingin membuat martabak manis yang
berbeda dengan yang ada di jajanan kaki lima.
Kembali
ke target yang pertama bahwa pria ini sangatlah membutuhkan seseorang yang
selalu ada dalam setiap detik yang ia jalani dia tak ingin mendapatkan kembali
wanita wanita yang seperti sebelumnya yang hanya bisa memanfaatkan materi yang
sekarang ia punya. Dengan paras mukanya yang ganteng dan tak lepas dari segala
materi yang ia punya mobil mewah, rumah mewah dan perusahaan bakery yang besar
mana ada wanita yang sanggup untuk menolak kehadirannya untuk menjadi sebuah
calon kekasih. Yang pasti dambaan pria untuk semua wanita adalah tampan, baik
hati dan tak lupa dari semua itu adalah pria yang mapan atau memiliki materi
yang bergelimpangan.
Suatu
ketika ia menemui seorang wanita yang sedang duduk di sebuah halte tempat
menunggu bis kota. Waktu itu pria ini sedang memikirkan bisnis yang akan segera
ia jalani yaitu membuat sebuah martabak manis yang berkelas di semua kalangan.
Dengan pakaian yang sederhana ia berjalan kaki di setiap trotoar jalan sambil
memikirkan bisnis yang akan segera ia garap berharap ada sebuah ide yang akan
muncul dalam perjalanannya. Saat pria ini berjalan melewati sebuah halte tempat
menunngu sebuah bus ia bertemu dengan wanita yang menurut pandangannya
sangatlah cantik. Tentunya dia tak ingin mendapatkan wanita seperti yang
sebelum sebelumnya dia tak ingin wanita ini melihatnya dari segi hal materi, dari
segi hal kekayaan yang ia punya sekarang ini yang tentunya apabila ia tahu
semuanya pasti ia tak akan menunggu lama untuk menjadi seorang kekasihnya.
Dan
akhirnya pria ini memberanikan diri untuk duduk di samping wanita itu, pria ini
terus memperhatikanya sesekali ia melihat paras mukanya ia perhatikan idungnya
yang mancung, kulitnya yang sawo matang khas kulit Indonesia, diperhatikannya
bibirnya yang tipis sepertinya aku jatuh hati terhadap wanita ini dalam hati
pria ini berbicara. Sesekali wanita ini menoleh aku langsung membuang mukaku
seakan aku acuh tak acuh di hadapannya. Pria ini terus saja memperhatikan
wanita tersebut dari ujung kaki sampai ke ujung
rambutnya. Tak berselang lama bus antar kotapun datang dan wanita
tersebut naik bus itu tanpa sadar pria ini pun menaiki bus bersamaan dengan
wanita yang ia perhatikan tadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar