Hidup
di kota memanglah sangat kejam apalagi di jatungnya ibu kota banyak orang
menggantung hidupnya disana mereka merantau dan mengadu nasib disana para
perantau dari luar ibu kota berusaha untuk mendapakna sesuap nasi di jatung ibu
kota dengan segala usaha yang mereka bisa. Di tengahnya sibuknya jatung ibu
kota dan di tengah derasnya persainagn usaha untuk mendapatkan uang untuk
memenuhi kebutuhan yang serba mahal di ibu kota di salah satu komplek kecil
yang tak jauh dari pusat kota hiduplah seorang anak perempuan dengan banyak
rumah kontrakan di sekelilingnya. Rumah kontrakan tersebut bukan tak lain
adalah warisan dari kedua orang tuanya, maklum karna kedua orang tuanya sudah
temakan oleh usia dan tak mampu mengurusi rumah kontrakannya jadi tu kontrakan
di serahkan sama anaknya.
Kebetulan
gadis ini adalah anak yang paling kecil dari saudara – saudaranya yang lain, ia
di minta sama orang tuanya supaya jagain mereka karna sodaranya yang lain sudah
berkeluarga dan sudah menetap tinggal di luar kota bersama keluarga barunya
jadi orang tuanya berpikir dari pada nantinya mereka tidak ada yang mengurus
mendingan anak yang terakhir ya yang perempuan ini menetap saja di rumah selain
untuk membantu mereka nantinya bakal jadi pewaris dari kontrakan yang orang
tuanya bangun kalo bukan anaknya yang bungsu yang ngurusin siapa lagi, kan
saudaranya si bungsu udah pada punya keluarga sendiri jadi si bungsu inilah
yang jadi sasaran untuk menjadi pewaris kontrakan.
Akhirnya
si bungsu ini sudah lulus dari sekolahnya di sekolah menengah pertama dan ia
bercita – cita untuk melanjutkan sekolahnya ke jenjang perkuliahan, Orang
tuanya memberikan amat sama si bungsu kalo – kalo ia sudah duduk di bangku
kuliah mereka kedua orang tuanya udah gak sanggup lagi mengurus kontrakannya
jadi semua kontrakan akan di serangkan sama si bungsu. Kalo kamu pengen kuliah
tu kontrakan kamu yang ngurus enyak sama babeh kan udah tua jadi udah gak
sanggup lagi ngurusin kontrakan yang begitu banyak lu gak mau kan enyak sama
babeh jatuh sakit – sakitan karna kecapean ngurusin kontrakan.
Si
bungsu pun berpikir, “Waduh bagaimana nih, gue mau kuliah aja harus ngurusin
kontrakan punya enyak sama babeh kalo gak begitu kasian juga enyak, babeh bisa
jatoh sakit kalo terus ngurusin kontrakan”. Saking tekadnya buat kuliah, si
bungsu menyetujui saran dari enyak sama babehnya. Si bungsu kasian juga
ngelihat enyak sama babehnya yang udah tua kalo harus ngurusin kontrakan jadi
sekarang giliran dia yang membantu kedua orang tuanya karna sekarang ini cuman
ada si bungsu yang tinggal sama enyak, babeh semua saudaranya yang lebih tua
udah pada menetap di luar kota dan menetap dengan keluarga barunya disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar